Kamis, 29 November 2012

Tata Tertip Praktikum Kimia Organik 2012, Farmasi UII


TATA TERTIB PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 2012
1.       Praktikan harus mengikuti materi asistensi sesuai dengan jadual yang telah ditentukan. Asistensi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari praktikum.
2.       Praktikan yang terlambat >0 menit tidak diperkenankan mengikuti praktikum.
3.      Praktikan harus mengikuti pretest sebagai syarat mengikuti praktikum. Praktikan mengikuti pretest sesuai dengan aturan masing-masing praktikum yang diikuti.
4.      Inhal praktikum. Inhal diberlakukan apabila:
a.      Praktikan yang bersangkutan sakit (dibuktikan dengan surat keterangan sakit dokter).
b.      Urusan keluarga (keluarga inti meninggal, yang bersangkutan menikah, naik haji, atau melahirkan) yang dibuktikan dengan surat keterangan yang dapat dipertanggungjawabkan.
c.       Praktikan yang tidak lulus pretest. Mahasiswa yang inhal praktikum karena tidak lulus pretest.
5.      Praktikan yang inhal praktikum wajib mengganti mata praktikum yang tidak diikuti dan wajib melapor kepada Koordinator Praktikum pada hari itu juga.
6.      Selama kegiatan praktikum, praktikan wajib:
a.      Menghormati Koordinator Praktikum, laboran, dan asiaten yang bertugas.
b.      Mematuhi tata tertib dan aturan tata tertib perkuliahan dengan baik.
c.       Bersikap sungguh-sungguh mengikuti praktikum, tidak bercanda, dan bersenda gurau selama praktikum.
d.      Menjaga kebersihan alat-alat dan fasilitas laboratorium. Praktikan wajib mengembalikan alat yang digunakan selama praktikum dalam keadaan lengkap, bersih, dan kering. Praktikan yang merusakkan alat wajib mengganti dengan jenis dan kualitas yang sama.
7.      Praktikan mengulang praktikum:
a.      Praktikan yang mengulang praktikum diharuskan mengambil mata praktikum yang belum pernah diikuti. Kalau mata praktikum tersebut adalah mata praktikum baru, maka mahasiswa tersebut wajib mengambil mata praktikum baru tersebut.
b.      Apabila praktikan mengulang sudah mengikuti semua praktikum, diperbolehkan hanya mengikuti responsi saja, dan wajib melapor kepada Koordinator Praktikum pada awal dimulainya praktikum.
c.       Wajib menaati peraturan dan tata tertib praktikum, seperti tetap mengikuti asistensi dan mengikuti aturan inhal yang telah ditentukan.
8.      Praktikan wajib membuat laporan sementara dan laporan resmi sesuai dengan aturan yang telah ditentukan.
9.      Praktikan wajib mengikuti responsi praktikum dan wajib memenuhi persyaratan untuk mengikuti responsi praktikum yang telah ditetapkan.
10.   Praktikan yang tidak mengikuti praktikum 2 kali berturut-turut tanpa alasan yang jelas dianggap mengundurkan diri.
11.    Hal-hal yang belum ditetapkan akan diatur lebih lanjut.
                                                                                       
    Yogyakarta,  Agustus 2012                                                   
Koordinator Laboratorium Farmasi

Fithria Dyah Ayu Suryanegara, M.Sc., Apt

Penetapan Kadar Ammonium Klorida di Laboratorium Kimia-Farmasi UII Yogyakarta


PENETAPAN KADAR AMMONIUM KLORIDA DENGAN ARGENTOMETRI
1.       Timbang seksama 200 mg NH4Cl dilarutkan dalam 35 ml air.
2.       Tambahkan berturut-turut 15 ml Asam Nitrat encer P, 5 ml nitrobenzen P dan 50 ml Perak nitrat 0,1 N, kocok kuat-kuat selama 1 menit.
3.       Titrasi dengan Ammonium tiosianat 0,1 N menggunakan indikator 5 ml larutan Besi(III) amonium sulfat P hingga warna coklat kemerahan yang terjadi setelah dikocok tidak hilang dalam waktu 5 menit.
1ml perak nitrat 0,1 N setara dengan 5,349 mg NH4Cl.
·         Pembuatan Pereaksi
1.       Asam nitrat encer P : campur 106 ml asam nitrat P(69,0-71,0%) dengan air secukupnya hingga Volume 1000 ml. ( lebih kurang menjadi 10%HNO3).
2.       Nitrobenzen P :  C6H5NO2 Bj 1,203
3.       Perak nitrat 0,1 N: 8,5 gr AgNO3 yang telah di Oven 1 jam diaddkan 500 ml.
4.       Amonium tiosianat 0,1 N : Tiap 1000 ml mengandung 7,612 gr NH4CNS, Cara pembuatan 8gr Ammonium tiosianat P dilarutkan dalam air secukupnya hingga 1000 ml, Pembakuan : masukan 30,0  ml perak nitrat 0,1 N kedalam labu bersumbat kaca, encerkan dengan 50 ml aquades, tambahkan 2 ml asam nitrat encer P, Titrasi dengan larutanlarutan ammonium tiosulfat menggunakan 5 ml indikator besi (III) ammonium sulfat P hingga tepat mulai terjadi warna coklat merah. Hitung normalitas larutan.
5.       Besi (III) ammonium sulfat P, Larutan Besi (III) ammonium sulfat 8% b/v.
]
Sumber Farmakope Indonesia

Rabu, 28 November 2012

Pengujian Amoksisilin di Labopratorium Kimia Farmasi UII


Penetapan Kadar Amoksisilin dalam tablet Amoksisilin Dengan Spektrofotometer UV
        I.            Pembuatan larutan Baku dan Penentuan Panjang gelombang Maksimal.
a.       Ditimbang secara seksama 100 mg Amoksisilin trihidrat murni, kemudian dimasukan ke dalam labu takar 100 ml.
b.      Ditambah 50 ml buffer Sitro phosphate pH 7,2,sonifikasi selama 10 menit kemudian larutan dikocok selama 15 menit.
c.       Ditambah buffer sitrophosphat pH 7,4 hingga Volume mencapai 100 ml.
d.      Disaring dan didilusikan dengan buffer sitro phosphate pH 7,2 sehingga larutan baku memiliki absorbansi 0,2-0,8(kadar baku 2,5-50 ug/ml ) amoksisilin trihidrat baku.
e.      Panjang gelombang maksimal dan diukur dengan menggunakan Spektrofotometer UV- Shimadzu 1800.
      II.            Pembuatan dan analisis larutan Uji
a.       Sepuluh tablet tunggal amoksisilin ditimbang satu persatu, hitung berat rata-rata per Tabletnya.
b.      Kesepuluh tablet dihaluskan dengan mortar dan stampler.
c.       Ditimbang secara seksama 100 mg Amoksisilin serbuk dari hasil no 1, kemudian dimasukan ke dalam labu takar 100 ml.
d.      Di saring dan didiusikan dengan buffer sitro phosphate pH 7,2
e.      Setelah itu tambahkan buffer sitro phosphate sampai volume 100 ml sehingga terbentuk larutan uji 1 mg/ml atau setara dengan1000 ug/ml.
f.         Absorbansi diukur dengan spektro Uv-Vis Shimadzu 1800 pada panjang gelombang maximal (231)
g.       Plotkan Absorbansi  sampel uji ke persamaan regresi linear.

Penetapan Kadar Asam asetat glasial di Laboratorium Kimia-Farmasi UI


PENETAPAN KADAR ASAM ASETAT GLASSIAL DENGAN ALKALIMETRI
Ø  Pembuatan NaOH 0,1 N :
Timbang seksama 0,801 gr NaOH pa dilarutkan dengan Aquades bebas CO2 secukupnya hingga Volume200 ml.
Ø  Pembakuan NaOH 1 N :
Timbang seksama 0,5000 gr Kalium biftalat pa kering, larutkan dengan 75 ml aquades bebas CO2, dititrasi dengan larutan natrium hidroksida menggunakan 3 tetes indikator Fenolftalein hingga warna merah jambu mantap.
1ml NaOH 0,1 N setara dengan 20,42 mg Kalium biftalat

O
H
O
O
OK


    + NaOH ------->
O
Na
O
O
OK


   +H2O
Bm Kalium biftalat = 204,22
Hitung Normalitas Larutan baku NaOH yang dibuat
Ø  Penetapan Kadar Asam asetat glassial
1.       Pipet dengan teliti 2 ml Asam asetat glassial kemudian diencerkan 50X.
2.       Pipet 10 ml larutan hasil no 1 masukan ke erlenmeyer 100 ml kemudian dititrasi dengan Larutan NaOH yang sudah dibakukan menggunakan 3 tetes  indikator Fenolftalein.
1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 6,005 mg CH3COOH
CH3COOH + NaOH ----------> CH3COONa + H2O
Bm Asam asetat =60,05
Hitung  % b/v CH3COOH dalam asam asetat glassial.